BERITA

Pertemuan Humas Kesehatan: Laboratorium Strategi Ukir Masa Depan

Bekasi – Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar Pertemuan Humas Kesehatan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam menyebarkan informasi kesehatan yang akurat dan mudah dipahami masyarakat.

Acara yang mengusung tema “Komunikasi Krisis: Antara Peluang dan Tantangan” ini diadakan secara hybrid dan dihadiri oleh para pejabat humas, fungsional pranata humas, serta pengelola kehumasan dari unit kerja Kemenkes di seluruh Indonesia.

Peran Penting Humas di Tengah Krisis

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran humas dalam menghadapi berbagai krisis komunikasi.  “Kita telah berjibaku dengan berbagai krisis komunikasi, mulai dari kebingungan informasi pandemi, tantangan edukasi vaksin, hingga narasi kontraproduktif. Setiap kejadian menguji kesiapan, ketangguhan, dan kecepatan respons kita,” ujarnya (24/9).

Lebih dari sekadar forum diskusi, Aji berharap pertemuan ini menjadi “laboratorium strategi” untuk membangun ketahanan kesehatan nasional. Ia juga berharap acara ini dapat meningkatkan pemahaman serta kemampuan humas dalam menangani krisis secara mandiri melalui gerakan kolektif.

Strategi dan Praktik Komunikasi Krisis

Acara ini menghadirkan serangkaian narasumber ahli yang membagikan wawasan mendalam seputar komunikasi krisis.

Andi Muslim, dari Kementerian Komunikasi dan Digital, membahas tentang “Mitigasi Komunikasi Krisis: Mengenali dan Mendeteksi Potensi Krisis”. Ia menekankan pentingnya pemetaan dan penanganan komunikasi krisis yang efektif di era digital.

Ujang Komarudin, dari Badan Komunikasi Pemerintah, memaparkan “Praktik Baik Pengelolaan Komunikasi Saat Krisis”. Ia juga mengingatkan peserta tentang berbagai tantangan yang dihadapi dalam komunikasi publik dan strategi untuk mengelolanya.

Fachrudin Ali Ahmad, Ketua IPRAHUMAS periode 2025–2027, memperkenalkan peran strategis organisasinya dalam memperkuat komunikasi publik humas pemerintah.

Jojo S. Nugroho, seorang praktisi kehumasan, membagikan pengalamannya melalui berbagai studi kasus dan strategi respons krisis, salah satunya dengan rumus “Golden Hours Crisis Handling”.

Keseimbangan Kerja dan Kesehatan Mental

Di penghujung acara, peserta diajak untuk meresapi sesi yang berbeda. Silvani Dianita Sitorus, seorang Pranata Humas Ahli Madya dan Psikolog Klinis, membawakan materi “The Power of Presence: Seni Mindfulness untuk Meningkatkan Produktivitas”.

Silvani menjelaskan cara memahami mindfulness dan kehadiran penuh dalam produktivitas kerja, serta pengaruhnya terhadap kesehatan mental. Ia juga mempraktekkan cara memelihara kesehatan mental bersama peserta, memberikan jeda yang menenangkan setelah serangkaian materi padat.

Melalui perpaduan teori, studi kasus, hingga sesi mindfulness, diharapkan seluruh peserta dapat pulang dengan bekal pemahaman yang lebih komprehensif dalam mengelola komunikasi krisis secara efektif. (YA)

Hastag