Dari Peluh Menuju Arena: Perjalanan Panjang Menuju PORNAS XVII KORPRI 2025

Palembang – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatatkan babak baru dalam sejarah keikutsertaannya di PORNAS KORPRI. Untuk pertama kalinya sejak berpartisipasi di PORNAS KORPRI tahun 2019, kontingen Kemenkes berhasil membawa pulang total 3 medali di ajang Pekan Olahraga Nasional Korps Pegawai Republik Indonesia (PORNAS XVII KORPRI) 2025 yang berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan.Pada gelaran tahun ini, Kemenkes menutup kompetisi dengan membawa pulang 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu, hingga berhasil menempati peringkat ke-19 dari 48 kontingen peraih medali dari total 102 peserta.Keberhasilan ini, menurut Ahmad Prihatna dari Bidang Olahraga dan Sosial Budaya KORPRI Kemenkes, menjadi bukti kesungguhan pembinaan olahraga di lingkungan Kemenkes.“Awalnya kita realistis menargetkan masuk delapan besar di masing-masing cabang.  Apalagi lawan dari K/L (kementerian/lembaga) lain punya ASN sekaligus atlet yang dibina secara berkesinambungan serta mempunyai prestasi. Tapi kami tetap optimis. Terutama cabor lari dapat menyumbangkan medali, mengingat catatan waktunya cukup bisa bersaing,” ungkapnya.Namun, prestasi tersebut hanyalah puncak dari perjalanan panjang yang dilalui para atlet Kemenkes. Di balik podium, tersimpan peluh panjang dan kisah perjuangan yang jarang terlihat. Ada kerja keras, dedikasi, serta dukungan dari berbagai pihak yang membuat langkah kaki para atlet di arena menjadi lebih bermakna.Dari Seleksi Panjang hingga Bertarung di ArenaGrispenjas Sumartono Mahira, atlet tenis meja Kemenkes asal RS Hasan Sadkin Bandung, adalah salah satu saksi betapa panjangnya proses yang harus dilalui hingga bisa didaulat sebagai perwakilan atlet di ajang olahraga ASN terbesar ini.“Luar biasa pertandingan hari ini. Perjuangan kita sampai di sini tidak singkat. Perlu latihan sampai 2 tahun menjelang PORNAS KORPRI di Palembang ini. Kita melalui 3 seleksi, sampai alhamdulillah saya bisa menjadi salah satu atlet dari Tenis Meja Kemenkes”, ucapnya.Seleksi tersebut dilakukan secara berjenjang. Mulai dari pertandingan antarpegawai di lingkungan Kemenkes, dilanjutkan dengan kejuaraan antarinstansi se-Kemenkes, hingga ajang Pra-PORNAS Kemenkes demi melihat potensi dari setiap atlet yang akan diikutsertakan.Tiga tahap seleksi tersebut tidak hanya menjadi ajang adu kemampuan, namun juga menguji mental dan menguras tenaga. Untuk cabor tenis meja dimulai dari seleksi di RSCM pada Juni 2024, lalu berlanjut di RS Persahabatan Jakarta pada November 2024, hingga akhirnya mencapai tahap terakhir di RS Kariadi Semarang pada Juni 2025.Gris yang kesehariannya melayani pasien pun harus cepat bertransformasi menjadi atlet di sela-sela kesibukannya. Mulai dari menyempatkan diri berlatih di waktu senggang, mempersiapkan strategi terbaik, hingga bertanding di hadapan rekan sejawat.Pengurus bersama tuan rumah penyelenggara pun memastikan setiap proses seleksi berjalan adil dan transparan. Hal ini semata-mata agar setiap pukulan dan poin yang diraih benar-benar mencerminkan kerja keras para atlet Kemenkes.Usai dinyatakan lolos seleksi, Gris bersama rekan-rekannya tak langsung berpuas diri. Mereka melanjutkan pemusatan latihan di RS Persahabatan Jakarta untuk mematangkan strategi dan kekompakan tim. Setibanya di Palembang pun semangat mereka belum surut. Para atlet tenis meja Kemenkes masih berlatih hingga larut malam, memastikan setiap pukulan siap untuk laga sesungguhnya.Perjalanan Panjang Menuju PalembangBagi Gris dan para atlet tenis meja RS Hasan Sadikin, perjuangan tidak berhenti di momen terpilihnya mereka sebagai atlet. Masih ada perjalanan panjang lainnya yang harus ditempuh hingga bisa sampai ke arena.“Termasuk perjuangan kami juga di sini, kita menggunakan jalur darat, naik mobil dari Bandung melewati Pelabuhan Merak, nyebrang ke Pelabuhan Bakauheni, lalu Lampung ke Palembang memerlukan waktu 15 jam. Jadi luar biasa sekali effort teman-teman untuk bisa datang ke acara ini”, kenang Gris.Untungnya, Gris dan para atlet tenis meja tidak berjuang sendiri. Di balik semangat mereka untuk bertanding di arena, ada dukungan besar dari berbagai pihak, mulai dari rekan sejawat hingga pimpinan RS Hasan Sadikin dan Kemenkes. Prof. dr. Yoyos Diaz Ismiarto, pembina sekaligus atlet tenis meja eksekutif, mengungkapkan dukungan dari pimpinan Kemenkes dan RS Hasan Sadikin sangatlah besar hingga bisa menjadi bahan bakar semangat mereka.“Saya mendapat banyak dukungan dari pimpinan. Kami juga berupaya mendukung para atlet muda dengan menyediakan fasilitas latihan, termasuk waktu latihan di jam kerja agar tidak mengganggu pelayanan,” ujarnya.Menurutnya, dukungan yang datang dari berbagai sisi di Kemenkes menjadi tenaga tambahan para kontingen, termasuk Gris dan para atlet tenis meja RS Hasan Sadikin.“Support dari berbagai sektor di Kemenkes sangat solid, sehingga kami bisa bertanding tanpa khawatir soal anggaran dan pekerjaan. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini terus berlanjut agar bibit-bibit atlet di kalangan pegawai bisa tersalurkan,” tambah Yoyos.Dari Latihan Jadi PrestasiDi sisi lain arena, harapan yang dulu terasa kecil, kini benar-benar menjelma menjadi nyata. Setelah pertama kali berpartisipasi pada tahun 2019, kembali berlaga di 2023, dan kini hadir untuk ketiga kalinya, Kemenkes akhirnya menorehkan sejarah dan berhasil memboyong medali emas perdana di ajang PORNAS KORPRI.Syamsu Alam, peraih medali emas cabang olahraga lari 5K Nomor Master Putra +45 tahun asal Poltekkes Kemenkes Jakarta II, tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya atas dukungan yang diterima hingga bisa mempersembahkan emas bagi instansi.“Terima kasih Kemenkes yang sudah mengirim kontingen ke PORNAS. Bersyukur bisa memberi emas”, ujarnya. Agus R. Mujianto dari RSCM juga merasakan hal yang sama. Sebagai peraih medali perak di cabor catur beregu putra, ia merasa bahagia atas pencapaiannya.“Bagus sekali, bahagia sekali kita mendapatkan medali perak untuk Kementerian Kesehatan dan RSCM,” ucapnya.Sementara itu, Eka Okta Priyani tak kalah bahagia usai diumumkan sebagai peraih medali perunggu dari cabang olahraga catur beregu putri. Bahkan ia langsung mengenang sosok yang membantu perjuangannya hingga bisa menorehkan prestasi gemilang di ajang ini.“Alhamdulillah, sangat bahagia bisa mendapat hasil terbaik walaupun hanya medali perunggu. Terima kasih kepada semua tim yang sudah membantu, terutama dari tim RS Dharmais, ada Pak Harudin, Pak Fajar, Pak Tri, serta Pak Jufri dan Pak Yunan yang sudah melatih saya, sehingga saya bisa mendapatkan medali perunggu. Serta teman-teman dari regu putri, terima kasih banyak atas latihannya, ada Bu Putri, Bu Retno, Bu Mega, yang sudah sangat membantu”, katanya.Pada akhirnya, bagi para atlet Kemenkes, PORNAS XVII KORPRI 2025 bukan sebatas skor maupun hasil yang didapat. Lebih dari itu, ajang ini adalah tentang lelah di tengah latihan panjang, dukungan berbagai pihak yang mengiringi langkah para atlet hingga bisa bertanding di arena, serta keyakinan bahwa kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil.Dari peluh menuju arena, perjalanan panjang para atlet Kemenkes di PORNAS XVII KORPRI 2025 membuktikan semangat, kebersamaan, dan dedikasi para insan Kemenkes yang tak pernah padam. (YA)

Kementerian Kesehatan Gelar Medical Equipment Technical Specification Workshop Bersama ECRI

Jakarta, 22 Oktober 2025 – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama ECRI menyelenggarakan kegiatan Medical Equipment Technical Specification Workshop yang dilaksanakan di Gedung Prof. Dr. Sujudi, Kementerian Kesehatan RI. Workshop ini dilaksanakan dalam empat batch pada bulan Juli hingga September 2025, dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan kompetensi para peserta dalam penyusunan spesifikasi teknis alat kesehatan yang tepat, objektif, dan sesuai kebutuhan.Kegiatan dilaksanakan secara bertahap dengan rincian sebagai berikut: Batch 1 (9–12 Juli 2025) bertempat di Ruang Rapat RTH Lt. 4, diikuti oleh perwakilan dari beberapa Direktorat di Kemenkes, tim IHSS Project, serta PPK Project IHSS. Batch 2 (12–14 Agustus 2025) bertempat di Ruang Rapat Biro PBJ Lt. 14, diikuti oleh perwakilan Balai Pengamanan Alat dan Fasilitas Kesehatan Jakarta, sejumlah Direktorat di Kemenkes, serta tim Biro Pengadaan Barang dan Jasa. Batch 3 (27–29 Agustus 2025) bertempat di Ruang Rapat Biro PBJ Lt. 14, diikuti oleh perwakilan Rumah Sakit Vertikal Kemenkes, seperti RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, serta RSUP Persahabatan. Batch 4 (23–25 September 2025) bertempat di Ruang Rapat RTH Lt. 4, diikuti oleh perwakilan dari beberapa Direktorat di Kemenkes, perwakilan Balai Pengamanan Alat dan Fasilitas Kesehatan Jakarta, serta perwakilan Rumah Sakit Vertikal Kemenkes.Dalam kegiatan tersebut, Tim ECRI memberikan materi terkait tujuan pembelajaran, pentingnya penyusunan spesifikasi teknis alat kesehatan, serta langkah-langkah yang diperlukan dalam proses tersebut. Peserta dibekali dengan pemahaman menyeluruh mengenai: Peran spesifikasi teknis dalam pengadaan alat Kesehatan; Perbedaan tipe peralatan medis; Analisis fitur alat dan perbandingan model; Penentuan level alat; Pengembangan spesifikasi teknis yang efektif; Metode evaluasi serta penyusunan scoringDengan adanya workshop ini, diharapkan peserta mampu meningkatkan kapasitas dalam menyusun spesifikasi teknis yang lebih tepat guna, sehingga proses pengadaan alat kesehatan dapat berjalan lebih transparan, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Evaluasi Kinerja Pegawai ASN Kemenkes Periode Triwulan III Tahun 2025

 Unduh Pengumuman

Komitmen Kemenkes Mempercepat Peningkatan Kompetensi ASN Melalui Integrasi Sistem Pembelajaran Berkelanjutan Berbasis Digital

Dalam upaya meningkatkan kapasitas dan daya saing aparatur sipil negara (ASN), Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 9/K.1/HKM.02.2/2025 tanggal 24 Juli 2025 tentang Akselerasi Penerapan Sistem Pembelajaran Terintegrasi (Corporate University/Corpu) di instansi pemerintah. Kebijakan ini bertujuan mempercepat pengembangan kompetensi ASN secara berkelanjutan, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN.Sistem Corpu mendorong transformasi organisasi menjadi pusat pembelajaran. Seluruh pegawai, pimpinan, dan pemangku kepentingan dilibatkan aktif dalam proses peningkatan kompetensi yang terarah dan selaras dengan visi, misi, serta tujuan pembangunan nasional.Pada tahun 2025, LAN menargetkan minimal 25% instansi pemerintah telah mengimplementasikan sistem ini. Fokus utama diarahkan pada peningkatan literasi digital ASN sebagai indikator kinerja prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Ditargetkan 50% ASN menguasai budaya dan keterampilan digital, guna mendukung pemanfaatan teknologi secara optimal dalam pelayanan publik.Selain itu, pembelajaran ASN juga diarahkan pada lima kompetensi kunci: Literasi digital (50% ASN) Layanan unggul (50% ASN) Anti korupsi (50% ASN) Adaptasi dan inovasi (6% ASN) Praktik ramah lingkungan (6% ASN) Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ini, LAN melalui Deputi Bidang Transformasi Pembelajaran ASN membuka layanan konsultasi dan advokasi teknis melalui Direktorat Sistem Pembelajaran Terintegrasi. Instansi dapat melakukan koordinasi melalui WhatsApp di +62 821-6262-5103 atau email ke [email protected] Kesehatan menyambut baik kebijakan ini dan menyatakan dukungan penuh terhadap percepatan penerapan Corpu. Dalam konteks pelayanan kesehatan, penguatan literasi digital ASN menjadi prioritas agar mampu: Mengoptimalkan teknologi dalam penyelenggaraan layanan kesehatan. Mendorong inovasi publik di sektor kesehatan. Memastikan pengelolaan data dan informasi kesehatan secara efektif, aman, dan terintegrasi. Melalui kebijakan ini, Kemenkes berkomitmen menjadikan literasi digital sebagai bagian dari kompetensi inti ASN. Hal ini merupakan langkah strategis untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih profesional, adaptif, inovatif, dan berintegritas di era digital.

Laporan Kinerja Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan Semester 1 Tahun 2025

Laporan Kinerja Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan

Reviu Laporan Kinerja Semester I Tahun 2025: Penguatan Akuntabilitas oleh Tim SKI Sekretariat Jenderal

Jakarta, 26 Juni 2025 — Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan menyelenggarakan pertemuan penting dalam rangka melakukan reviu terhadap Laporan Kinerja (LKj) Semester I Tahun 2025 oleh Tim Satuan Kepatuhan Intern (SKI). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat sistem akuntabilitas kinerja dan efektivitas pengawasan internal di lingkungan Sekretariat Jenderal.Pertemuan ini diikuti oleh seluruh unit kerja di lingkungan Setjen, Ketua Tim Kerja Dukungan Manajemen di masing-masing unit, serta para anggota Tim SKI yang telah ditetapkan melalui Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/A/1042/2025. Kegiatan ini dirancang sebagai wadah konsolidasi dan sinkronisasi pelaporan kinerja, sekaligus memperkuat koordinasi antarunit untuk memastikan standar pelaporan yang berkualitas.Fokus utama dalam pertemuan ini adalah melakukan reviu menyeluruh terhadap LKj unit kerja yang akan menjadi bagian integral dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang berbagi praktik terbaik oleh anggota Tim SKI yang berkontribusi terhadap peningkatan maturitas dan efektivitas pelaksanaan pengawasan internal. Tak kalah penting, pertemuan ini sekaligus menjadi langkah awal dalam mempersiapkan data dukung yang diperlukan untuk penyusunan LAKIP Semester I Tahun 2025.Melalui reviu ini, diharapkan setiap unit kerja dapat menyusun laporan kinerjanya secara tepat waktu, lengkap, dan sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku. Hasil reviu juga akan memuat daftar rekomendasi dan tindak lanjut yang disusun oleh Tim SKI untuk membantu penyempurnaan laporan dari masing-masing unit. Komitmen dan partisipasi aktif seluruh unit kerja menjadi kunci dalam mendorong terwujudnya LAKIP yang berkualitas, tidak hanya di tingkat Sekretariat Jenderal tetapi juga dalam lingkup Kementerian Kesehatan secara keseluruhan.Selain LKj dan LAKIP, pertemuan ini juga menegaskan tenggat waktu penyampaian dokumen lainnya, yakni Laporan Manajemen Risiko Semester I Tahun 2025 dan Laporan SPIP Terintegrasi (SPIPT). Ketiga dokumen tersebut ditargetkan rampung paling lambat pada 30 Juni 2025, mengacu pada surat edaran dari Biro Perencanaan dan Anggaran, Biro Keuangan dan BMN, serta Inspektorat Jenderal Kemenkes.Melalui sinergi antara Tim SKI dan unit kerja, Sekretariat Jenderal menunjukkan komitmen kuat dalam membangun budaya kerja yang akuntabel, profesional, dan berorientasi hasil. Reviu kinerja bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan bagian dari proses pembelajaran organisasi untuk terus tumbuh dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.