Mengasah Negosiasi, Menguatkan Diplomasi: Global Health Diplomacy Training Batch 2

Jakarta (17–18 September 2025) – Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur selaku pengelola Kementerian Kesehatan Corporate University bekerja sama dengan World Health Organization (WHO) menyelenggarakan Pelatihan Diplomasi Kesehatan Global Batch 2 di Gedung Adhyatma, Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas strategis pimpinan dan pejabat Kemenkes dalam memahami dinamika diplomasi kesehatan internasional, sekaligus meningkatkan kemampuan negosiasi dan kerja sama lintas negara.

Dalam sambutannya, Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, KEMD., Ph.D menegaskan bahwa diplomasi kesehatan bukan sekadar bagian dari kebijakan luar negeri, tetapi menjadi instrumen penting dalam menentukan masa depan kesehatan bangsa.

“Setiap ASN Kemenkes adalah diplomat kesehatan Indonesia. Anda mewakili bangsa ini dalam setiap diskusi dan kolaborasi lintas negara,” ujar Wamenkes. “Pelatihan ini bukan sekadar teori, tetapi latihan nyata untuk membentuk ASN yang berani bicara, cerdas bernegosiasi, dan mampu membawa kepentingan nasional ke kancah global.”

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh 23 peserta, terdiri dari pimpinan unit, Project Management Office (PMO), dan ketua tim kerja dari berbagai unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan. Para peserta memperoleh pembekalan materi dari berbagai narasumber nasional dan internasional, antara lain Daniel Blockert (Duta Besar Swedia untuk Indonesia), Dr. Ahmed Razavi (UKHSA – IHR Strengthening Project Lead, Southeast Asia), Prof. Tjandra Yoga Aditama (Direktur Pascasarjana Universitas YARSI), dan Mr. Lluis Vinals Torres (WHO Regional Office for the Western Pacific).

Berbagai materi yang dibawakan meliputi topik kerja sama multilateral dan bilateral, strategi komunikasi diplomatik, penyusunan draft position paper hingga simulasi perundingan internasional melalui kegiatan role play pada pertemuan WHO/ASEAN. 

Berbagai sesi materi membahas topik mulai dari kerja sama multilateral dan bilateral, public speaking and diplomatic communication, hingga simulasi perundingan internasional. Melalui simulasi ini, peserta berlatih menyusun position paper dan menyampaikan intervention statement sebagaimana praktik diplomasi di forum WHO atau ASEAN.

Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya memperdalam pemahaman konsep diplomasi kesehatan, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir strategis, negosiasi, komunikasi diplomatik, serta etika representasi internasional. 

Kolaborasi antara Kemenkes dan WHO ini menjadi wujud nyata sinergi lintas lembaga dalam membangun kapasitas sumber daya manusia kesehatan yang adaptif terhadap tantangan global serta memperkuat posisi Indonesia dalam tata kelola kesehatan global (global health governance).

Hastag