Kemenkes Launching SPGDT & Tingkatkan Kapasitas PSC 119

Dalam rangka menciptakan sistem ketahanan kesehatan yang tangguh, diperlukan penguatan upaya mitigasi, kesiapsiagaan dan respons kesehatan pada penanggulangan krisis kesehatan serta kegawatdaruratan. Penguatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dengan layanan di pra rumah sakit dan komponen pendukungnya merupakan salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut.Selasa (1/10/2024) Kementerian Kesehatan menyelenggarakan kegiatan Launching Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Melalui National Command Center (NCC), Province Command Center (PCC) dan Public Safety Center (PSC) 119. Kegiatan launching ini dilaksanakan secara hybrid dan dihadiri secara daring oleh Kunta Wibawa Dasa Nugraha, S.E., M.A., Ph.D selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., Ph.D selaku Wakil Menteri Kementerian Kesehatan secara virtual.Dalam kegiatan ini, Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu di launching oleh Wakil Menteri Kesehatan yang diwakili secara luring oleh Dr. Sumarjaya, SKM, MM,MFP, C.F.A selaku Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diwakili secara luring oleh Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si selaku Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dr. dr. H. L. Hamzi Fikri, MM, MARS selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P.,MARS selaku Ketua Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI).Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu yang di launching pada kegiatan ini merupakan pengembangan dari sistem yang telah ada sebelumnya. Pada sistem ini, dilakukan penguatan sistem komunikasi dan informasi kegawatdaruratan pra rumah sakit sebagai berikut:1. Standarisasi sistem pencatatan dan pelaporan kegawatdaruratan pra rumah sakit.2. Integrasi sistem pencatatan dan pelaporan, terutama dengan sistem kesehatan nasional.3. Pengembangan panic button pada satu sehat mobile dan sistem tracking ambulan.4. Penggunaan konsep hub dan spoke ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional.Pengembangan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien, mengurangi angka kesakitan dan kematian pada kegawatdaruratan pra rumah sakit dengan meningkatkan akses dan mempercepat waktu penanganan kegawatdaruratan. Sebagaimana pesan Wakil Menteri Kesehatan yang disampaikan dalam sambutannya."PSC dibentuk dalam rangka mewujudkan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan medis serta mempercepat waktu penanganan kegawatdaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan. PSC harus terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan medis pra fasilitas pelayanan Kesehatan" ungkap Prof Dante.Selain penguatan sistem komunikasi dan informasi, penguatan SPGDT juga dilakukan dengan peningkatan kapasitas tim medis yang akan merespons dan pemberdayaan masyarakat.Selain kegiatan launching, secara bersamaan juga diselenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Coaching Clinic untuk Petugas PSC 119 selama 4 hari, mulai dari tanggal 1 s.d 4 Oktober 2024. Kegiatan coaching ini diikuti oleh perwakilan dari seluruh PSC 119 di seluruh Indonesia. Materi yang disampaikan dalam kegiatan coaching ini diantaranya: Emergency Medical Services System Medical Etik Legal Issue in Prehospital Setting Radio komunikasi Emergency Medical Dispatcher Scene Management, Patient Assessment & Initial Stabilization Lifting Moving Resuscitation Team Dynamic Pencatatan - Pelaporan Ambulance Operation Reffereal/Interfacility Transfer Medical Standby Mass Casualty Incident (MCI) Well Being petugas Pra rumah sakit & Safety Prehospital Basic FarmakologiDalam kegiatan coaching ini juga dilakukan beberapa kegiatan simulasi sebagai berikut: Lifting Moving Stabilization Airway & Breathing Management (Include Pulse Oximetry) Bleeding Control (Include Epistaksis) Resuscitation Dynamic Referal Scenario Scenario Scene Management, Patient Assessment & Initial Stabilization Trauma and Non Trauma Mass Casualty Incidence ScenarioKegiatan coaching diakhiri dengan sebuah kompetisi secara tim, baik dari kompetisi mass casuality incidence, prehospital medical & trauma, lifting and moving, resusctitation dan personal CPR. Kegiatan ini dilaksanakan berkolaborasi dengan Perdamsi (Perhimpunan dokter emergency Indonesia) PCC RSU Provinsi NTB dan PSC 119 RS Kota MataramDengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu di Indonesia, sehingga dapat terwujudnya sistem ketahanan kesehatan yang kuat dan tangguh, baik dalam kegawatdaruratan sehari-hari dan bencana. 

Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengkajian Kebutuhan Pascakrisis Kesehatan

Bekasi, 16 Oktober 2024Dalam rangka penguatan pascakrisis kesehatan, Pusat Krisis Kesehatan melaksanakan kegiatan Penyusunan Kurikulum dan Modul “Pelatihan Pengkajian Kebutuhan Pascakrisis Kesehatan”. Pengkajian kebutuhan pascakrisis kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi pengkajian dan penilaian akibat krisis kesehatan, analisis dampak krisis kesehatan, perkiraan kebutuhan pemulihan bidang kesehatan dan rekomendasi awal terhadap strategi pemulihan.Kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Hotel Santika Premiere Harapan Indah Kota Bekasi, 14-16 Oktober 2024.Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari satker di lingkungan Kementerian Kesehatan yakni Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat Pengelolaan Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan, Biro Umum dan Balai Pengamanan Alat dan Fasilitas Kesehatan Jakarta serta perwakilan dari BNPB yakni Pusdiklat Penanggulangan Bencana, Direktorat Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Fisik, Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Sosial, Ekonomi dan Sumber Daya Alam dan juga perwakilan dari Pusat Pengurangan Risiko Bencana, Universitas Indonesia.Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat tersusunnya kurikulum dan modul pelatihan untuk  penyelenggaraan “Pelatihan Pengkajian Kebutuhan Pascakrisis Kesehatan” yang efektif dan menghasilkan sumber-sumber daya manusia yang kompeten.

Townhall Budaya Kerja Kementerian Kesehatan 2024: Membangun Sinergi dan Transformasi Layanan Kesehatan

Pada Rabu, 09 Oktober 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali menyelenggarakan kegiatan Townhall yang berfokus pada penguatan budaya kerja, dengan tujuan mendukung transformasi internal dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Indonesia. Bertempat di Ciputra Artpreneur, Jakarta, acara ini dihadiri oleh para undangan dari berbagai jajaran pegawai Kemenkes, yaitu: para Pejabat Eselon 1, Eselon 2, Kepala UPT, Project Management Office (PMO), Para Ketua Tim Kerja, dan 1 (satu) Perwakilan Champion dari tiap unit kerja. Townhall Budaya Kerja Kemenkes Tahun 2024 kali ini mengusung tema besar perubahan Budaya Kerja Kemenkes sesuai nilai BERAKHLAK yang diterjemahkan menjadi 3 (tiga) ritual yaitu Eksekusi Efektif, Cara Kerja Baru, dan Pelayanan Unggul.Menyongsong Layanan Kesehatan Masa DepanSekretariat Jenderal Kemenkes, yang menjadi motor penggerak dalam transformasi internal, menyoroti pentingnya penerapan teknologi digital dalam manajemen informasi dan sumber daya manusia. beberapa penerapan teknologi digital yang sudah berjalan di Kementerian Kesehatan antara lain adalah : Penggunaan Portal E-Office, dan pemanfaatan Platform Knowledge Management System (KMS).  Portal E-Office sebagai Aplikasi Single Sign-On (SSO) adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk mengakses beberapa aplikasi atau situs web dengan menggunakan satu set kredensial login yang sama. Dengan SSO, pengguna hanya perlu memasukkan kredensial login mereka satu kali di satu halaman untuk mengakses semua aplikasi. Hal inilah yang menjadi kelebihan SSO antara lain: Mengoptimalkan kontrol admin, Menyederhanakan manajemen password, Menghindari password fatigue, Sign-in bisa lebih efisien, dan Peningkatan keamanan. Sedangkan Platform Knowledge Management System (KMS) adalah Platform yang menghimpun seluruh aset pengetahuan yang ada di tiap individu pegawai Kemenkes maupun yang ada di unit kerja. Dengan adanya platform KMS memudahkan para pegawai dalam berbagi aset pengetahuan, dan meningkatkan kolaborasi.Tidak hanya itu, transformasi digital ini juga mencakup program Flexible Working bagi ASN, memberikan fleksibilitas baik dalam waktu maupun lokasi kerja. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi di lingkungan Kemenkes.Pelayanan Unggul Melalui Sinergi dan KolaborasiDi samping transformasi internal, acara ini juga menjadi wadah untuk merayakan capaian Kemenkes dalam memperkuat sistem kesehatan nasional melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Inisiatif SATU SEHAT, sebagai ekosistem pertukaran data kesehatan, dan platform ASIK yang mendukung pencatatan imunisasi digital, menjadi bukti nyata inovasi Kemenkes dalam memberikan layanan kesehatan yang lebih cepat, efektif, dan terintegrasi.Suasana Meriah di Acara Townhall Budaya Kerja Kementerian Kesehatan Gambar. Suasana di Gerai Pameran Sekretariat JenderalSaat Pengunjung pertama kali hadir di area Ciputra Artpreneur lantai 13, pengunjung langsung disajikan pemandangan gerai pameran dari 8 unit utama, yaitu  gerai Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Tenaga Kesehatan, dan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. Masing-masing gerai memberikan Informasi aktivitas perubahan budaya kerja di unit kerjanya, dan games yang menarik minat pengunjung untuk datang ke gerai mereka. Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi, Bapak Bambang Widianto memberikan pengantar Townhall Budaya Kerja Masuk ke Ruang Theater tempat acara inti berlangsung terlihat di depan layar besar bertuliskan Townhall Budaya Kerja Kementerian Kesehatan Tahun 2024 dan barisan kursi panggung pengunjung yang dapat menampung para undangan berkapasitas 1000. Dari 800 daftar undangan, pertemuan dihadiri oleh 950 orang peserta yang berasal dari perwakilan daerah di Indonesia. Acara dibuka dengan pengantar Townhall Budaya Kerja Oleh Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi yaitu Bapak Bambang Widianto. dilanjutkan dengan sesi berbagi cerita budaya kerja dengan 3 perwakilan unit utama, setelah itu Bapak Menteri Kesehatan melakukan dialog interaktif dan tanya jawab kepada para hadirin yang disambut antusias oleh seluruh pegawai sesi berbagi cerita budaya kerja bersama 3 (tiga) perwakilan unit utama Foto Bersama Menteri Kesehatan, Najwa Shihab dan Seluruh Para UndanganPuncak acara Townhall Budaya Kerja Kemenkes Tahun 2024 kali ini mengundang tokoh inspiratif yaitu Najwa Shihab yang mengisi sesi inspiratif bersama Menteri Kesehatan. Dalam penutupan acara, hadir pesan optimisme dari Menteri Kesehatan yang menekankan bahwa budaya kerja yang kuat bukan hanya soal slogan, tetapi tentang komitmen bersama untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia.Acara ini tidak hanya menjadi ajang berbagi visi dan misi, tetapi juga momen kebersamaan untuk merayakan setiap capaian, sekaligus memotivasi pegawai Kemenkes untuk terus berkarya dan berkolaborasi. Semangat "Eksekusi Efektif, Cara Kerja Baru, Pelayanan Unggul" siap membawa transformasi yang lebih baik bagi pelayanan kesehatan di Indonesia.Dengan langkah-langkah ini, Kemenkes berkomitmen untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, produktif, dan berkeadilan.