Tawangmangu, 3–4 Juli 2025 — Kementerian Kesehatan melalui Biro Umum bersama Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar kunjungan dan rapat koordinasi di Unit Pelaksana Fungsional (UPF) Yankestrad Tawangmangu, RSUP Dr. Sardjito. Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan pengajuan Arsip dan Manuskrip Herbarium Temulawak ke dalam registrasi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP) UNESCO.
Kegiatan yang berlangsung secara luring ini bertujuan untuk menominasikan Arsip Herbarium Temulawak—yang memuat pengetahuan lokal dan teknologi pengolahan tumbuhan obat Indonesia—agar mendapat pengakuan sebagai warisan dokumenter tingkat Asia Pasifik.
Dalam kegiatan ini dihadiri antara lain Kepala ANRI Dr. Mego Pinandito, Kepala Biro Umum Kementerian Kesehatan Sjamsul Ariffin, Direktur Layanan dan Pemanfaatan Arsip ANRI Eli Ruliawati, serta sejumlah pejabat dari RSUP Dr. Sardjito, BRIN, dan unit-unit pendukung lainnya.
Dalam sambutannya, Kepala Biro Umum Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa pengajuan ini diharapkan menjadi tonggak penting untuk memperkuat kiprah kearsipan Kementerian Kesehatan di tingkat internasional. “Kami berharap Herbarium Temulawak dapat menjadi ikon Indonesia, sebagaimana ginseng menjadi simbol Korea,” ujar Sjamsul.
Sementara itu, Kepala ANRI menegaskan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Ia menyampaikan bahwa proses penominasian ke MOWCAP merupakan bagian dari agenda dua tahunan yang membutuhkan kelengkapan dokumen dan keterlibatan tim ahli internasional. Ia juga menyampaikan bahwa setelah penetapan, pemilik arsip wajib melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk memperluas akses terhadap warisan dokumenter tersebut.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke Kebun Aromatik Tlogodringo di lereng Gunung Lawu, tempat budidaya asli tanaman temulawak. Peserta juga meninjau naskah kuno dan hasil riset terkait yang menjadi bagian dari arsip.
Sebagai langkah tindak lanjut, Kementerian Kesehatan akan segera menyempurnakan dokumen internal, melengkapi berkas joint nomination bersama Korea Selatan dan Timor Leste, serta menyiapkan pengisian formulir registrasi MOWCAP yang ditargetkan selesai sebelum 8 Agustus 2025.
Indonesia juga dijadwalkan menjadi tuan rumah General Meeting MOWCAP tahun 2026 di Jakarta, di mana selain Temulawak, arsip Jalur Perdagangan Batik Lasem juga akan diajukan.
Langkah ini menunjukkan komitmen Kementerian Kesehatan dalam pelestarian pengetahuan tradisional berbasis ilmiah serta peningkatan peran aktif Indonesia dalam diplomasi arsip dan budaya.
Foto kegiatan kunjungan Kepala ANRI ke UPF Yankestrad Dr. Sardjito, Tawangmangu
Kepala Arsiparis Nasional Republik Indonesia (ANRI) : Dr. Mego Pinandito, M.Eng memberikan cindera mata kepada Kepala Biro Umum Kementerian Kesehatan : Sjamsul Ariffin, SKM., M.Epid dalam acara kunjungan Kepala ANRI di UPF Pelayanan Kesehatan Tradisonal RSUP Dr Sardjito, DI Yogyakarta pada tanggal 4 Juli 2025
Herbarium temulawak yang dipamerkan dalam kunjungan Kepala ANRI di UPF Pelayanan Kesehatan Tradisonal RSUP Dr Sardjito, DI Yogyakarta pada tanggal 4 Juli 2025
Verifikasi Herbarium Temulawak oleh Kepala ANRI : Dr. Mego Pinandito, M.Eng dalam kunjungan ke UPF Pelayanan Kesehatan Tradisonal RSUP Dr Sardjito, DI Yogyakarta pada tanggal 4 Juli 2025 dalam rangka verifikasi Herbarium Temulawak yang diajukan ke tingkat Asia Pasific (MOWCAP) didampingi Kepala Biro Umum Kementerian Kesehatan, Kepala UPF Pelayanan kesehatan Tradisional Dr. Sardjito, Arsiparis Ahli Utama Kementerian Kesehatan, Peneliti BRIN dalam memberikan penjelasan singkat