Jemaah haji Indonesia bersama dengan setidaknya 2 juta umat muslim yang datang dari berbagai penjuru dunia secara berangsur-angsur telah hadir di Makkah Al-Mukarramah untuk melaksanakan puncak ibadah haji yang akan berlangsung di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Hal tersebut berdampak pada tingginya kepadatan massa, dan diiringi dengan suhu udara panas yang akan memasuki puncaknya di bulan Juni tahun ini, disertai dengan kelembaban udara yang rendah. Hal tersebut tentu sangat berpotensi menimbulkan dampak terhadap masalah kesehatan para Jemaah haji.
Masalah kesehatan yang paling sering terjadi karena adanya tingkat kepadatan massa adalah adanya potensi penularan penyakit, trauma akibat berdesakan, maupun stress/rasa cemas akibat berhimpitan ditengah orang banyak atau khawatir akan terpisah dari rombongan. Saat ini penyakit-penyakit yang timbul akibat adanya kepadatan ini terutama penyakit menular seperti ISPA sudah semakin meningkat. Dimana pada kelompok orang tertentu, penyakit ISPA tersebut dapat berlanjut menjadi radang paru atau pneumonia yang lebih parah. Sedangkan pneumonia saat ini merupakan penyakit terbanyak yang menyebabkan Jemaah haji harus menjalani perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit Arab Saudi.
Oleh karena itu, untuk mengurangi berbagai macam resiko kesehatan dihimbau kepada para Jemaah haji untuk:
Diharapkan Jemaah haji secara mandiri agar menjaga kesehatannya demi kelancaran ibadah selama di Tanah Suci. Semoga Allah memberikan kesehatan dan melindungi Jemaah haji sehingga dapat menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji dan juga kembali ke kampung halaman dengan kondisi yang sehat dan mendapatkan haji mabrur.