BERITA

Kemenkes Perkuat Budaya Sadar Risiko melalui Workshop Kolaboratif dengan EY Indonesia

Jakarta, Agustus 2025 - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menggelar Workshop Manajemen Risiko selama sehari penuh di Aula Siwabessy, Gedung Prof. Sujudi, sebagai upaya strategis membangun tata kelola organisasi yang responsif terhadap tantangan kesehatan nasional. Kegiatan kolaboratif antara Kemenkes Corporate University (CorpU) bersama Ernst & Young (EY) Indonesia ini dihadiri oleh 150 peserta, termasuk Sekretaris Jenderal Kemenkes, pejabat eselon II, serta perwakilan unit kerja dan Inspektorat Jenderal.

Dari Konsep ke Aksi Nyata

Sekjen Kemenkes membuka workshop dengan mengutip Paul Hopkins: "Risk management is not a project. It’s a culture." Pernyataan ini menegaskan komitmen Kemenkes untuk mengubah paradigma manajemen risiko dari sekadar kewajiban administratif menjadi budaya kerja sehari-hari. "Evaluasi kami menunjukkan hanya 30% unit kerja yang memiliki dokumen manajemen risiko terstandar. Ini saatnya kita menyelaraskan pemahaman dan praktik terbaik (best practices)," tegas Sekjen dalam sambutannya.

Acara yang berlangsung ini dirancang secara interaktif oleh tim EY Indonesia dengan tiga sesi kunci:

  1. Konsep Dasar: Pemahaman holistik tentang manajemen risiko berbasis Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2020;

  2. Teknik Analisis: Pelatihan identifikasi dan penilaian risiko menggunakan alat enterprise risk assessment;

  3. Simulasi Nyata: Peserta diajak mengaplikasikan teori melalui studi kasus konkret, seperti tantangan keterlambatan penyerapan anggaran di puskesmas.

Kolaborasi untuk Transformasi

Perwakilan EY Indonesia menjelaskan, "Kami mengadaptasi praktik terbaik global ke konteks Kemenkes, termasuk analisis risiko program prioritas seperti transformasi layanan primer." Peserta terlihat antusias selama sesi diskusi kelompok, di mana mereka berbagi pengalaman lapangan dan merumuskan strategi mitigasi bersama.

Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Kemenkes, Dwi Meilani, menekankan bahwa output workshop melampaui sertifikat. "Target kami adalah perubahan nyata: dokumen risiko terpadu, peningkatan kapasitas SDM, dan pendampingan berkelanjutan ke unit kerja," ujarnya. Melalui kolaborasi ini, diharapkan penerapan manajemen risiko di Kemenkes semakin terintegrasi, sistematis, dan berkelanjutan, sehingga mampu memperkuat budaya sadar risiko, meningkatkan efektivitas kinerja, serta mendukung transformasi kesehatan nasional.

#KemenkesCorpu #ManajemenRisikoKemenkes #TataKelolaKesehatan

Hastag