Dorong Pemerataan Nakes, DTO Selenggarakan Design Sprint SDMK
Transformasi digital menjadi visi besar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di tahun 2024. Salah satunya di bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK), yang menjadi kunci transformasi digital sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum adanya integrasi dan sinkronisasi sistem informasi kesehatan pusat dan daerah. Oleh karenanya, Kementerian Kesehatan, melalui Digital Transformation Office (DTO) menyelenggarakan workshop Design Sprint Sumber Daya Manusia Kesehatan 2022 bersama para stakeholders pada 23-25 Mei 2022.
Kami mengundang direktorat dan dinas di Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, hingga berbagai asosiasi profesi kesehatan seperti Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk hadir dalam kegiatan tersebut.
Selama tiga hari, DTO dan para stakeholders merumuskan solusi dari berbagai masalah dan kebutuhan SDMK saat ini. Secara teknis, workshop disusun dalam timeline yang jelas dan dijalankan secara efisien dengan memaksimalkan informasi dari sumber daya yang ada. Tujuannya, agar gambaran produk yang dihasilkan nanti dapat segera terlihat dan dibangun berdasarkan kesepakatan bersama dan dilakukan secara transparan.
Penasaran tentang apa sih produk yang akan dikembangkan DTO dan bagaimana proses berjalannya workshop ini? Yuk, baca artikel ini sampai habis!
Pandemi COVID-19 Dorong Percepatan Transformasi Digital SDMK
Ketidakmerataan fasilitas dan tenaga kesehatan menjadi tantangan terbesar pelayanan kesehatan di Indonesia. Situasi ini semakin jelas terlihat ketika situasi pandemi COVID-19 mencapai puncaknya di bulan Juli 2020. Banyak pasien yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal karena keterbatasan dokter dan jumlah tempat tidur.
Metta Anggraini, Head of Tribe SDMK DTO Kemenkes RI, mengatakan bahwa, “Pandemi menjadi pembelajaran penting bagi kita untuk memiliki data yang terpusat dan reliable terkait ketersediaan dan kebutuhan SDMK untuk menyiapkan diri pada masa krisis ke depan maupun kebutuhan pelayanan kesehatan di masyarakat saat ini.”
Untuk mengetahui permasalahan terkait SDMK, DTO mengadakan jajak pendapat bersama tenaga kesehatan yang memiliki pengalaman dalam mengurus sertifikasi tenaga kesehatan. “Kami telah mengajak para mahasiswa dan tenaga kesehatan berdiskusi seminggu sebelum workshop diselenggarakan. Hal ini untuk mengetahui kendala yang mereka alami dalam mendapatkan sertifikasi,” jelas salah satu fasilitator workshop sekaligus Product Design Manager DTO, Dave Airel Benson.
Hasilnya, sebagian besar merasa informasi yang mereka peroleh dalam proses pengurusan dokumen sertifikasi masih kurang jelas dan lengkap. Kendala lainnya juga mereka alami, seperti keterbatasan waktu, koneksi internet, hingga biaya dalam mengurus sertifikasi. Selanjutnya hasil FGD tersebut dibahas dalam workshop.
Pada hari pertama workshop, para stakeholders juga membahas dan penyamaan persepsi terkait tujuan membangun platform integrasi data tenaga kesehatan dan pemetaan masalah lainnya terkait SDM Kesehatan.
Setelah tujuan dan pemetaan masalah ditentukan, stakeholders melanjutkan pembahasan dan menentukan masalah prioritas yang akan dirumuskan solusinya secara bersama-sama pada hari kedua. Diantaranya bagaimana cara membuat platform yang user friendly, mekanisme penginputan data, sinkronisasi data antar institusi, interoperabilitas data dan lain sebagainya.
Hari ketiga, menentukan wireframe, sebuah kerangka yang dapat memberikan gambaran kasar (low-fidelity) setiap halaman yang terdapat dalam sebuah platform sebelum DTO memasuki tahapan development. Pada proses ini juga ditentukan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan setiap fungsi dalam platform.
Workshop yang diselenggarakan selama tiga hari ini dirancang untuk mendorong partisipasi langsung para stakeholders sebagai peserta untuk terlibat dalam menentukan arah pembuatan platform integrasi data tenaga kesehatan ini. Hal ini didukung dengan pendekatan dan tools yang digunakan DTO selama workshop berlangsung.
Antusiasme juga diungkapkan oleh para peserta. Salah satunya diungkapkan oleh Ketua Tim Kerja Humas dan Informasi Ditjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, Hery Hermawanto, “Acara ini sangat fresh dan terbilang sukses dalam memfasilitasi proses pembahasan dari hulu ke hilir tentang bagaimana kita akan membangun integrasi platform data tenaga kesehatan kedepan.”
Sebagai tindak lanjut dari workshop ini, DTO akan membuat prototype platform hingga melakukan beberapa kali testing. Di sisi lain, masing-masing institusi yang hadir juga berbagi tugas hingga platform integrasi data tenaga kesehatan nanti dapat segera diimplementasikan.
“Kedepan DTO akan membantu memfasilitasi untuk mengintegrasikan seluruh aplikasi dan data tersebut ke dalam satu platform integrasi data tenaga kesehatan. Sehingga kita dapat memiliki sumber informasi tunggal mengenai tenaga kesehatan. Mulai dari sebaran tenaga kesehatan dan medis hingga berbagai fasilitas pengembangan profesi yang dapat dimanfaatkan oleh SDMK kita di Indonesia,” ucap Metta.
Artikel ini telah disiarkan sebelumnya pada 14 Juni 2022 melalui website dto.kemkes.go.id oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi-Tim Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Kesehatan (Pusdatin-TTDK), Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567 atau email [email protected].
