Jaga Produktivitas, ASN Biro Umum Melaksanakan Pengukuran Kebugaran Triwulan Kedua Tahun 2025

Jakarta, 21 April 2025 -- Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kesehatan para pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), Biro Umum melaksanakan pengukuran kebugaran triwulan kedua pada bulan April 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin tahunan yang dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun, sebagaimana tertuang dalam surat Sekretaris Jenderal Nomor KP.05.05/A/62/2025 Tanggal 9 Januari 2025 tentang pengukuran kebugaran bagi pegawai ASN di Lingkungan Kementerian Kesehatan.Pengukuran kebugaran ini meliputi pemeriksaan lima indikator penting: gula darah, lemak darah (kolesterol), asam urat, tekanan darah, serta indeks massa tubuh (berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang). Selain itu, setiap pegawai juga diwajibkan membawa buku saku kebugaran untuk mencatat hasil pengukuran dan mengunggah data ke dalam aplikasi SIPGAR milik Kementerian Kesehatan. Kegiatan pengukuran kebugaran dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun, tepatnya pada bulan Januari, April, Juli, dan September. Pelaksanaan dilakukan setiap minggu ketiga masing-masing periode, dengan pelaporan hasil pada minggu keempat.Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Biro Umum dan wajib diikuti oleh seluruh ASN yang bekerja di lingkungan tersebut. Setiap unit kerja mendapatkan jadwal tersendiri untuk menghindari penumpukan dan memastikan keteraturan proses pengukuran. Pemeriksaan dilaksanakan pada 21-22 April 2025 di Dining Room Biro Umum lantai 4, yang telah disiapkan sebagai lokasi khusus untuk pengukuran kebugaran ASN.Program ini bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan ASN secara berkala, mendorong gaya hidup sehat, serta memastikan bahwa para pegawai dalam keadaan bugar dan siap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Selain itu, ini juga bagian dari upaya pencegahan penyakit tidak menular yang semakin marak di kalangan usia produktif. Pegawai datang sesuai jadwal, membawa buku saku kebugaran, melakukan pemeriksaan bersama tenaga kesehatan, lalu mencatat dan menginput hasil pemeriksaan ke dalam aplikasi SIPGAR. Data yang terkumpul digunakan untuk evaluasi dan pemantauan kebugaran secara berkelanjutan.Hingga saat ini, kegiatan yang telah didokumentasikan adalah pengukuran kebugaran periode bulan April 2025, sebagai pelaksanaan tahap kedua. Kegiatan berlangsung dengan tertib dan lancar, serta diikuti oleh pegawai dari berbagai unit kerja. Dokumentasi kegiatan ini mencerminkan komitmen Biro Umum dalam menjaga kesehatan ASN secara menyeluruh dan berkelanjutan. Dengan adanya pelaksanaan rutin dan terstruktur ini, diharapkan para ASN semakin sadar akan pentingnya kebugaran fisik dan mampu menjaga kesehatannya secara mandiri melalui kebiasaan hidup sehat sehari-hari.

Verifikasi Profil Akun SATUSEHAT Mobile

Jakarta, 22 Januari 2025 - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memulai pelaksanaan verifikasi profil akun SATUSEHAT Mobile atau yang lebih dikenal dengan KYC (Know Your Customer) bagi seluruh pegawai di lingkungan Kemenkes. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/A/174/2025 tanggal 20 Januari 2025 tentang Pemanfaatan SATUSEHAT Mobile di Lingkungan Kementerian Kesehatan dan mendukung program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG).Pelaksanaan KYC ini berlangsung secara hybrid mulai tanggal 22 Januari hingga 31 Januari 2025, bertempat di area depan lobi Gedung Prof. Dr. Sujudi, Gedung Direktorat Tenaga Kesehatan, dan Gedung Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. Para pegawai Kemenkes tampak antusias mengikuti proses verifikasi ini, yang bertujuan untuk memastikan data profil pada aplikasi SATUSEHAT Mobile akurat dan terverifikasi.Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa, turut hadir memantau langsung pelaksanaan kegiatan dan memberikan arahan kepada para petugas. Dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan pentingnya verifikasi data yang akurat untuk mendukung implementasi SATUSEHAT Mobile secara optimal."Verifikasi data ini sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh pegawai Kemenkes dapat memanfaatkan fitur-fitur SATUSEHAT Mobile secara maksimal, termasuk dalam mengakses layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis," ujar Kunta Wibawa.Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono, juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan melakukan KYC di lokasi area depan Gedung Prof. Dr. Sujudi. Kehadiran beliau menunjukkan komitmen tinggi dari pimpinan Kemenkes dalam mendukung program digitalisasi kesehatan ini.Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Murti Utami yang juga hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan, "Pelaksanaan KYC ini merupakan langkah krusial dalam memastikan integritas data pada platform SATUSEHAT Mobile. Data yang terverifikasi akan mendukung tata kelola yang baik dan akuntabel dalam pemanfaatan aplikasi ini di lingkungan Kementerian Kesehatan."SATUSEHAT Mobile merupakan aplikasi kesehatan yang dikembangkan oleh Kemenkes untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Dengan verifikasi data profil pegawai, diharapkan pemanfaatan aplikasi ini di lingkungan Kemenkes dapat berjalan lebih efektif dan efisien.Kegiatan KYC ini mendapat sambutan positif dari para pegawai Kemenkes. Mereka menilai bahwa proses verifikasi ini penting untuk meningkatkan keamanan dan keakuratan data kesehatan."Kami berharap, dengan verifikasi data ini, pemanfaatan SATUSEHAT Mobile di lingkungan Kemenkes dapat semakin optimal dan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh pegawai," ujar salah satu pegawai yang mengikuti kegiatan KYC.Kemenkes terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui pemanfaatan teknologi digital. Verifikasi profil akun SATUSEHAT Mobile ini merupakan salah satu langkah penting dalam mewujudkan transformasi digital sektor kesehatan di Indonesia.

Diseminasi Geotagging Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk Pemangku Kepentingan

Jakarta - Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Diseminasi Geotagging Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk Pemangku Kepentingan pada Jum’at, 21 Februari 2025 di Hotel Wyndham Casablanca Jakarta.Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi geotagging untuk pemetaan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), guna mengoptimalkan pemberian layanan kesehatan di Indonesia, dengan mengembangkan Daftar Induk Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Health Facility Master List) yang komprehensif dan mudah diakses. Pertemuan ini adalah tahap akhir rangkaian kegiatan Geotagging Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Capacity Building Pemanfaatan Data Geotagging di Indonesia dengan agenda utama mendiseminasikan hasil pelaksanaan uji coba geotagging fasyankes yang sudah dilaksanakan akhir tahun 2024 sampai dengan awal tahun 2025 ini kepada para pemangku kepentingan. Melalui diseminasi ini, para pemangku kepentingan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai manfaat dan implementasi geotagging, serta diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung penerapan dan pemanfaatan teknologi ini demi tercapainya sistem pelayanan kesehatan yang lebih inklusif, merata, dan berkelanjutan. Forum ini dihadiri oleh perwakilan dari satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Kota Pontianak, petugas survei lapangan dan lembaga terkait, serta narasumber dari Badan Informasi Geospasial. Kegiatan ini didukung oleh WHO Indonesia dan pelaksanaannya dibantu oleh tim konsultan dari Castellum Digital Indonesia. Kepala Pusdatin Kemenkes, Tiomaida Seviana, menyampaikan bahwa penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas dan merata memerlukan informasi lengkap dan akurat mengenai fasilitas kesehatan. Pemanfaatan sistem informasi geospasial, salah satunya adalah geotagging, dapat membantu memetakan data fasilitas pelayanan kesehatan dengan lokasi geografisnya. Teknologi ini juga dapat digunakan oleh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait distribusi serta optimalisasi fasilitas pelayanan Kesehatan. Petugas survei lapangan di Pontianak telah mengumpulkan data dari 393 fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, klinik, praktik mandiri tenaga kesehatan, apotek, laboratorium kesehatan, dan unit transfusi darah. Data yang diperoleh diintegrasikan ke dalam platform geovisual berbasis web, menghasilkan gambaran komprehensif dan real-time mengenai infrastruktur kesehatan. Dengan adanya data tersebut, masyarakat di Pontianak kini dapat dengan mudah menemukan rumah sakit, klinik, atau apotek terdekat. Selain itu, tim tanggap bencana dapat merespons lebih efisien jika diperlukan. Lebih jauh, peneliti dan pengambil keputusan dapat menganalisis sebaran fasilitas guna merekomendasikan perbaikan kebijakan serta pengembangan infrastruktur.Keberhasilan percontohan geotagging di Pontianak menandai awal dari transformasi yang lebih luas, sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan agenda transformasi kesehatan. Upaya ini direncanakan untuk diperluas ke provinsi lain dengan tujuan mengintegrasikan data berkualitas ke dalam sistem informasi kesehatan nasional, yang pada akhirnya dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.