Tanggal 28 Juli diperingati sebagai hari hepatitis sedunia. Kampanye ini ditujukan untuk membangun kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan dari lima jenis virus hepatitis, yakni tipe A, B, C, D, dan E. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 354 juta orang di seluruh dunia hidup dengan hepatitis B atau C dan setiap tahun ada satu juta orang meninggal karena hepatitis.
Di Indonesia diperkirakan ada sekitar 20 juta orang menderita hepatitis dengan prevalensi tertinggi pada kasus hepatitis B. CDA Foundation mencatat angka kematian akibat hepatitis B di Indonesia mencapai 51.100 setiap tahun dan kematian akibat hepatitis C sebesar 5.942 tiap tahun pada 2016. Menurut data BPJS Kesehatan, 2.159 orang meninggal karena sirosis dan kanker hati, yang merupakan dampak dari hepatitis kronis yang biasanya dialami orang dengan hepatitis B pada stadium lanjut, pada 2022.
WHO pada 2020 mengeluarkan resolusi bahwa penyakit hepatitis menjadi salah satu penyakit prioritas yang harus ditangani oleh negara-negara di dunia. Namun, sulitnya mendeteksi penyakit ini menjadi tantangan yang harus diatasi karena biasanya pasien hepatitis diketahui ketika kondisinya sudah tingkat lanjut.
Berangkat dari kondisi tersebut, pada edisi Juli ini, redaksi Mediakom memilih hepatitis sebagai topik bahasan utama. Selain mengungkap data yang mengkhawatirkan itu, laporan ini juga memaparkan tentang cara mencegah hepatitis dan menangani pasien hepatitis sehingga diharapkan penyakit ini dapat dideteksi sejak dini dan jumlah penderitanya berkurang